Cari Blog Ini

Senin, 28 Februari 2011

kisah hidup

Aku tak tau harus darimana memulainya, kehidupanku begitu kacau sehingga aku tak mampu mengurutkannya satu persatu. Kajadian yang buruk menimpaku silih berganti sehingga aku merasakan depresi yang begitu dalam yang membuat hidupku tak berarah. Semua yang aku rencanakan hilang begitu saja seperti disulap oleh ahli sulap yang tak tau kemana rencana itu pergi. Dalam keseharianku aku selalu berfikir untuk melangkah maju, namun selalu saja ada yang menghalangi niatku itu, hal itu membuatku percaya bahwa adanya setan yang mempengaruhi pikiranku. Dan setiap kali aku lengah, setan-sestan tersebut berhasil memperdayaku. Hal yang sangat aku takuti adalah fikiranku yang tak mampu aku kendalikan, hal itu bisa membuatku merasa bersalah karena aku melakukan hal yang seharusnya tak kulakukan sebagai manusia yang artinya aku melanggar ajaran yang ku anut sebagai manusia yang beragama. Entah mengapa setiap kali pikiranku dirasuki oleh hal-hal yang kotor aku sama sekali tak dapat menghindari ataupun menolaknya, hal yang kurasa tak mungkin dapat kulakukan. Setelah hal itu terjadi aku mengutuk diriku sendiri, dan berteriak kepada Tuhan agar nyawaku segera saja diambil. Aku tak mau hidup sebagai manusia yang lebih kotor lagi dari ini, karena hal itu aku tak dapat menggunakan akal sehatku lagi.

Entah apa yang harus kulakukan untuk merubah diriku sendiri, aku merasa kesialan bersahabat baik denganku dia tak mau meninggalkanku. Sesaat ku menyesal namun sesaat lagi, penyesalan itu lenyap, dan rupanya setan mulai menguasaiku lagi. Semuanya terlantar, kuliahku, hidupku, keluargaku, yang membuatku ingin mengakhiri hidupku yang tak berguna ini, namun Tuhan belum mengizinnya. Mungkin Tuhan masih menginginkan ku untuk berusaha mengubah hidupku, namun dengan apa aku harus mengubahnya, tak ada siapapun yang bisa mengerti keadaanku, mereka menganggap hidupku ini baik-baik saja namun sebenarnya hidupku penuh dengan hal-hal yang membuatku tak pantas menerima berkat dari Tuhan yang berupa kehidupan. Padahal aku sangat menginginnkan mereka mendampingiku, menuntunku agar aku selalu berjalan dijalan yang Tuhan inginkan, mungkin salahku juga karena aku tak memberitahu mereka apa yang aku alami.

Disetiap aku sedang sendirian aku merasa ingin menangis, karena masalah-masalah yang aku hadapi ini, namun aku merasa tak pantas bagi-seorang laki-laki menangis, setidaknya itu yang aku tahu dari orang-orang yang mensgatakan laki-laki harus tegar dalam menjalani kehidupan. Aku selalu bisa menahan tangisku, namun sebagai bayarannya aku harus menerima kepedihan yang terus menumpuk dalam hatiku.

Aku mulai bergerak menjauhi kehidupan yang ramai menuju ke kesepian karena merasa aku tak pantas bila disandingkan dengan orang lain yang menurutku hidup mereka sangat bahagia dan akhirinya kesendirianlah yang ku dapati yang selalu dengan setia menemaniku. Aku selalu merasa diriku tak baik bila berada disekitar orang lain, merasa tak percaya diri. Aku tak memiliki rasa percaya diri tersebut seperti kebanyakan orang miliki. Entah dengan apa aku harus menumbuhkannya, aku selalu berharap bahwa ada orang lalin yang peduli dengan kehidupanku, namun hal itu hanya sebuah harapan yang tak tertcapai untuk saat ini. Kekasih yang begitu aku sayangi juga pergi meninggalkan aku tanpa sebab yang jelas, entah mengapa dia meninggalkan aku sampai saat ini pun aku belum menemukan jawabannya. Aku merasa bagaikan bermimpi buruk saat dia mengatakan kata-kata berpisah karena aku merasa dia tak mungkin mengatakan hal itu kepadaku, setidaknya aku tahu bahwa dias juga menyayangiku dengan tulus, tapi entah mengapa hari itu dia begitu berubah 180 derajat. Dia tak mau lagi menerima telepon dariku, tak pernah membalas pesan singkat yang aku kirimkan, hah…lengkap sudah penderitaan yang rasakan saat ini. Seandainya ada bisa kulakukan untuk mendapat jawaban mengapa dia melakukan hal tersebut, pasti akan kulakukan walaupun aku harus membayar mahal atas hal itu dan membuat harga diriku terjatuh ketanah dan terinjak.